Tuesday, September 10, 2019

Hari Paling Menjengkelkan Bagi Supporter Garis Lucu Se-Indonesia

Saya adalah satu di antara jutaan penonton Timnas Indonesia yang kecewa atas permainan tim secara keseluruhan juga hasil akhir yang bukan hanya membuat frustrasi dan ingin segera pergi menjauh dari layar televisi, tapi juga membuat kita semua lagi-lagi harus menghadapi hujatan-hujatan dan hinaan-hinaan yang sudah mafhum kita temui setiap kali 'kekalahan' menjadi hasil akhir dari sebuah pertandingan.

Indonesia kalah nol tiga, kalah telak oleh Timnas Thailand dalam kualifikasi Piala Dunia 2022. Gawang Andritany dibobol tiga kali dan kesebelasan kita tidak berhasil membalas satu pun gol itu, tidak satu pun. Padahal sebagai tuan rumah, Timnas kita memiliki banyak keuntungan dibanding Thailand yang notabene adalah tim tamu dan tentunya mendapat lebih sedikit dukungan, lebih tertekan juga -sebab beberapa hari sebelumnya ada oknum pendukung Timnas kita yang membuat tidak nyaman tim tamu yang bertandang.

Tapi begitulah, kalah tak dapat ditolak, menang tak dapat diraih. Apa yang akan terjadi setelah ini adalah sesuatu yang sudah bisa dan biasa kita tebak, sebab kejadian seperti ini selalu memiliki alur yang sama, persis, dan konsisten dilakukan oleh para pendukung fanatik "yang peduli" pada kesebelasan garuda di dada.

Barangkali untuk lebih memperlihatkan bagaimana dan sejauh apa rasa jengkel yang akan kami alami sekira 24 jam ke depan akan saya jabarkan sedikit. Pertama, tulisan-tulisan satir dan sarkazem sudah pasti muncul di beberapa akun basis pendukung yang agak kalem tapi ingin ikut menghujat. Akun lain memasang foto pelatih dengan caption 'DOUBLE KILL BOSS!!!". Puluhan akun membagikan video gol-gol Thailand dengan sedikit bumbu-bumbu penyedap bangsat. Yang lainnya akan mengatakan ganti pemain ini, si itu cacad maennya, dan seterusnya. Pokoknya linimasa media sosial kami akan dipenuhi hujatan serta maki-makian yang tak tanggung jumlahnya.

Hujatan serta makian-makian yang tak tanggung jumlahnya terus-menerus muncul di linimasa media sosial. Entah itu dalam bentuk meme, postingan yang secara gamblang menyalahkan satu-dua pemain, atau adapula yang memosting sebuah gambar yang memancing ruang diskusi penuh makian netijen penikmat bola yang budiman.

Jika itu belum terlalu membuat jengkel kalian sebagai warga negara yang tidak peduli seberapa sering timnas sepak bola kita kalah dan kalah, tunggu sampai kalian tahu apa yang akan terjadi ketika hasil akhir yang didapat adalah sebaliknya -kemenangan.

Pujian, doa-doa terbaik bagi keluarga, angin-angin surga, giveaway dibagikan dan baik yang membagikan dan mendapatkan sama-sama senang. Linimasa kami akan damai, tentram, dan biasanya hal-hal semacam blunder pemain pun akan dimaafkan andai yang didapat adalah sebuah kemenangan. Tidak ada diksi-diksi jahat, semua baik, semua baik, semua menjadi orang baik.

Kalian tahu, menjadi supporter garis lucu macam saya dan barangkali juga kawan-kawan garis lucu lain menjadi semakin sulit andai harus terus menghadapi hari-hari menjengkelkan semacam itu. Tidak cukup hanya kecewa oleh para pemain di lapangan, kita juga harus dibuat jengkel oleh kelakuan suppoerter kita di luar lapangan dengan perseteruan dan ujaran penuh kebenciannya. Kegemaran berujar dengan frontal yang dilakukan atas dasar kecintaan pun hanya akan menimbulkan keresahan-keresahan dan membuat mood para supporter buruk dengan segala macam postingan yang berisi ujaran kebencian semacam itu. Kami yang tidak pernah ikutan menghujat dan hanya turut senang tanpa melakukan apa pun ketika menang hanya bisa berharap jika pun perilaku semacam itu tidak bisa hilang, toh berkurang pun tak apalah.

Tapi seberapa pun kecewanya kami dan mereka sebagai supporter garda terdepan, berapa kali pun kalah, berapa tahun tanpa gelar pun, kami selalu kembali, mendukung, kecewa, mendukung lagi, kecewa lagi, mendukung dan mendukung lagi. Meski pada dasarnya kita bisa saja tidak peduli. Kita selalu bisa memilih, selalu bisa.




0 comments